Jannah Theme License is not validated, Go to the theme options page to validate the license, You need a single license for each domain name.
Politics

Teheran di Bawah Bayang Jet Israel: Kisah Warga & Ketegangan

Penulis: Kasra Naji/BBC Indonesia

Beritasob.com – Ketegangan mencekam menyelimuti Teheran. Nada bicara seorang jurnalis BBC yang tinggal di sana, terdengar penuh ketakutan dan stres saat berkomunikasi dengan saudaranya melalui aplikasi WhatsApp yang koneksinya tersendat. Pertanyaan mendesak terlontar, mencerminkan kebingungan dan kekhawatiran mendalam.

“Apa yang akan terjadi? Apa yang harus kami lakukan?” tanyanya, mencari jawaban di tengah situasi yang serba tidak pasti.

Baca juga: Israel Dihujani Rudal Iran, Hantam Dekat Kantor Microsoft di Beersheva

Pernyataan mantan Presiden AS, Donald Trump, yang menyarankan warga Teheran untuk mengungsi, menambah kepanikan. “Apakah dia serius dengan ucapannya itu?” ujarnya, mempertanyakan realitas yang tengah dihadapi.

Sejak Kamis (12/6/2025) malam, langit Teheran terus menerus dirobek oleh suara pesawat tempur Israel. Tembakan antipesawat Iran berusaha menghadang, namun sebagian besar serangan udara itu lolos.

Dari apartemennya di lantai atas sebuah gedung tinggi, sang jurnalis BBC menyaksikan langsung pemandangan yang membuatnya sangat cemas. Perintah evakuasi telah dikeluarkan militer Israel untuk distrik tempat tinggalnya, area yang luasnya mencapai beberapa kilometer persegi. Namun, ia memilih untuk tetap tinggal.

Baca juga: Khamenei Dihadapkan 2 Pilihan Sulit dalam Perang Israel-Iran

Ia menjelaskan bahwa sejauh pengetahuannya, tidak ada target militer yang berlokasi di dekat apartemennya. Namun, kekhawatirannya tertuju pada sebuah unit komersial di dekat tempat tinggalnya. Unit itu diduga dimiliki oleh Korps Garda Revolusi Iran dan berpotensi menjadi sasaran serangan. Ia sendiri tidak mengetahui secara pasti kegiatan yang dilakukan perusahaan tersebut.

Ketidaktahuan akan lingkungan sekitar menjadi masalah umum. Banyak warga tidak tahu siapa tetangga mereka atau apakah ada target militer tersembunyi di dekat mereka. Kerahasiaan menjadi ciri khas aktivitas Korps Garda Revolusi Iran, yang seringkali beroperasi dari lokasi-lokasi yang tidak mencolok.

Kondisi di Teheran semakin memprihatinkan. Meskipun listrik dan air masih tersedia di sebagian besar wilayah ibu kota, pasokan makanan semakin menipis. Toko-toko banyak yang tutup, dan diperkirakan akan semakin banyak lagi yang menyusul. Bahkan toko roti pun ikut tutup, sebagian karena kekurangan tepung, dan sebagian lagi karena pemiliknya telah mengungsi.

Baca juga: Iran Bakal Gugat Kepala Badan Nuklir PBB yang Diam Soal Serangan Israel

Berbeda dengan ratusan ribu, bahkan mungkin jutaan warga yang telah meninggalkan kota, jurnalis BBC ini memilih bertahan. Kemungkinan besar, ia tidak memiliki tempat tujuan yang jelas.

Meskipun jalanan macet dan bahan bakar langka, arus pengungsi terus bergerak keluar kota dalam beberapa hari terakhir. Jalanan Teheran, yang biasanya dipenuhi kendaraan, kini tampak lengang dan sunyi. Warga yang masih bertahan memilih untuk berdiam diri di rumah, diliputi rasa takut akan serangan.

Laporan terbaru menunjukkan bahwa antrean panjang di stasiun pengisian bahan bakar mulai berkurang, dan jalan keluar dari ibu kota tidak lagi terlalu padat. Sementara itu, warga yang tinggal di dekat fasilitas nuklir Iran hidup dalam ketegangan tinggi, dihantui oleh potensi kebocoran radioaktif.

Baca juga: Israel Kuras Anggaran Rp 11 Triliun Sehari dalam Perang Lawan Iran

Fasilitas-fasilitas nuklir tersebut telah menjadi target serangan Israel berulang kali dalam beberapa hari terakhir. Badan pengawas nuklir internasional menyatakan bahwa sejauh ini, tingkat radioaktivitas di luar dua lokasi yang diserang dan mengalami kerusakan pada hari Jumat (13/6/2025), tidak menunjukkan adanya perubahan signifikan.

Pertanyaan besar yang menggelayuti benak setiap orang adalah: ke mana arah semua ini, dan berapa lama lagi serangan ini akan berlangsung?

Di tengah ketidakpastian ini, banyak warga Iran beralih ke saluran TV berbahasa Persia yang berbasis di luar negeri untuk mendapatkan informasi. BBC Persia dan situs webnya telah menjadi sumber berita utama. Lalu lintas situs yang berasal dari Iran melonjak hampir dua kali lipat dalam semalam, meskipun koneksi internet sangat lambat.

Di tengah konflik yang berkecamuk, Trump menyerukan agar Iran menyerah. Namun, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dengan tegas menyatakan bahwa Iran tidak akan menyerah.

Artikel ini pernah tayang di BBC Indonesia dengan judul Kehidupan di Teheran saat jet-jet Israel terbang di atas kepala.

Baca juga: Oposisi Iran Serukan Aksi Jalanan, Reza Pahlavi Siap Pimpin Transisi Politik

Related Articles

Back to top button