Provinsi Penghasil Kopi Terbesar 2023: Sumsel Raja Kopi Indonesia!

Indonesia memang dikenal sebagai salah satu negara penghasil kopi berkualitas tinggi. Tak heran, biji kopi dari berbagai daerah di Indonesia digemari hingga mancanegara, mulai dari Amerika Serikat, Mesir, Belgia, Jerman, hingga Inggris. Lantas, dari mana saja kopi-kopi unggulan ini berasal dan bagaimana performa ekspornya?
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, Sumatera Selatan memimpin produksi kopi nasional. Provinsi ini memiliki lahan kopi seluas 267.383 hektare (ha) dengan total produksi mencapai 207.320 ton biji kopi. Angka ini menjadikan Sumatera Selatan sebagai kontributor utama kopi Indonesia.
Di urutan kedua, ada Lampung yang menghasilkan 105.807 ton kopi dari lahan seluas 152.614 ha. Kemudian, Aceh menyusul dengan produksi 71.084 ton kopi dari areal seluas 113.968 ha. Keberagaman rasa kopi dari ketiga provinsi ini turut memperkaya cita rasa kopi Indonesia di mata dunia.
Selanjutnya, ada Sumatera Utara dengan produksi 89.610 ton biji kopi dari lahan 98.592 ha. Jawa Timur juga tak kalah penting dengan menghasilkan 47.577 ton biji kopi dari luas area tanam 91.309 ha. Kontribusi Jawa Timur menunjukkan bahwa kopi bukan hanya komoditas Sumatera, tetapi juga memiliki potensi besar di pulau Jawa.
Provinsi lain yang turut meramaikan pasar kopi nasional adalah Bengkulu dengan produksi 50.745 ton dari lahan 90.891 ha, disusul Sulawesi Selatan yang menghasilkan 30.727 ton biji kopi dari area 79.126 ha. Kopi Sulawesi Selatan, dengan cita rasa yang khas, memiliki penggemar tersendiri.
Nusa Tenggara Timur (NTT) juga mencatatkan produksi kopi sebesar 25.737 ton dari lahan seluas 75.555 ha. Sementara itu, Jawa Barat menghasilkan 22.628 ton biji kopi dari area tanam 54.243 ha. Kehadiran kopi Jawa Barat semakin melengkapi varian kopi yang ditawarkan Indonesia.
Melengkapi daftar 10 besar produsen kopi di Indonesia adalah Jawa Tengah, yang pada tahun 2023 menghasilkan 27.227 ton kopi dari lahan seluas 50.153 ha. Dengan demikian, peta produksi kopi Indonesia tersebar dari Sumatera hingga Jawa, bahkan Nusa Tenggara.
Lalu, bagaimana dengan kinerja ekspor kopi Indonesia? Pada tahun 2021, Amerika Serikat (AS) menjadi negara tujuan ekspor terbesar dengan volume 57.703.282 kg senilai USD 194,82 juta atau sekitar Rp 3,19 triliun. Selain AS, Mesir, Belgia, Jerman, dan Inggris juga menjadi tujuan ekspor utama kopi Indonesia.
Pada tahun 2022, terjadi peningkatan signifikan baik dari sisi volume maupun nilai ekspor. Total ekspor kopi Indonesia mencapai 437,56 juta kg dengan nilai USD 1,15 miliar atau sekitar Rp 18,83 triliun. AS kembali menjadi pembeli terbesar dengan nilai ekspor mencapai USD 268,92 juta. Belgia dan Inggris juga mengalami peningkatan nilai ekspor yang cukup signifikan.
Sayangnya, pada tahun 2023, ekspor kopi Indonesia mengalami penurunan. Total volume menurun menjadi 279,94 juta kg dengan nilai USD 929,01 juta atau sekitar Rp 15,24 triliun. AS tetap menjadi pasar utama, meskipun terjadi penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan juga tercatat di negara tujuan lainnya seperti Inggris dan Belgia.
Namun, kabar baiknya, memasuki tahun 2024, ekspor kopi Indonesia kembali melonjak. Total volume ekspor mencapai 316,72 juta kg, dengan nilai ekspor tertinggi dalam lima tahun terakhir, yaitu sebesar USD 1,64 miliar atau sekitar Rp 26,88 triliun. AS sekali lagi menempati posisi teratas sebagai negara tujuan ekspor. Selain AS, nilai ekspor ke Belgia juga melonjak, menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun sebelumnya. Ekspor ke Jerman, Mesir, dan Inggris juga menunjukkan tren positif.
Untuk periode Januari hingga April 2025, nilai ekspor kopi Indonesia tercatat sebesar USD 709,11 juta, setara dengan Rp 11,63 triliun, dengan volume ekspor mencapai 126,92 juta kg. AS masih menjadi pembeli terbesar, diikuti oleh Belgia, Inggris, Mesir, dan Jerman. Data ini menunjukkan bahwa kopi Indonesia tetap memiliki daya tarik yang kuat di pasar internasional.