Perang Israel-Iran Memanas: Trump Desak Iran Menyerah!

Beritasob.com Hingga hari kelima, Selasa (17/6/2025), perang antara Israel dan Iran terus berkecamuk. Serangan demi serangan masih mewarnai konflik yang kian memanas ini. Kekhawatiran dunia internasional pun mencapai puncaknya, takut eskalasi konflik meluas dan men destabilisasi seluruh kawasan Timur Tengah.
Seperti yang diketahui, kedua negara ini telah lama berseteru, terlibat dalam “perang bayangan” melalui proksi dan operasi-operasi rahasia yang kompleks. Sementara itu, Israel juga tengah memerangi kelompok-kelompok yang didukung Iran di berbagai wilayah, termasuk Hamas di Jalur Gaza sejak Oktober 2023.
Baca juga: Keteguhan Sahar Emami, Presenter TV Iran yang Tetap Live Saat Diserang Israel
Berdasarkan laporan dari kantor berita AFP, berikut adalah rangkuman peristiwa penting selama lima hari terakhir perang Israel-Iran:
1. Tuntutan Penyerahan Tanpa Syarat
Presiden AS Donald Trump secara signifikan meningkatkan tensi dengan retorika kerasnya terhadap pemimpin tertinggi Iran. Melalui media sosial, Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat mengetahui keberadaan Ayatollah Ali Khamenei, namun untuk saat ini tidak akan menjadikannya target serangan.
Dalam unggahan terpisah, Trump juga menuntut “Penyerahan tanpa syarat” dari Iran, memicu spekulasi mengenai kemungkinan keterlibatan Amerika Serikat dalam serangan Israel terhadap kepemimpinan dan fasilitas nuklir Teheran. Sebelumnya, Trump menegaskan bahwa ia menginginkan solusi permanen untuk konflik ini, bukan sekadar gencatan senjata sementara.
Seorang pejabat Gedung Putih mengungkapkan bahwa Trump tengah mengadakan pertemuan Dewan Keamanan Nasional untuk membahas situasi terkini. Para pemimpin G7, termasuk Trump, sebelumnya telah menyerukan “deeskalasi” pada hari Senin. Namun, seruan tersebut disertai dengan kritik terhadap Iran dan dukungan terhadap hak Israel untuk membela diri, yang langsung memicu kecaman dari Teheran.
Beijing menuduh Trump “menuangkan bensin ke api” dalam konflik yang semakin berkobar, sementara Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai “ancaman terbesar bagi keamanan kawasan”.
Baca juga: Israel Kosongkan Lingkaran Dalam Khamenei, Bagaimana Langkah Iran Selanjutnya?
2. Saling Tukar Serangan dan Informasi
Militer Israel mengklaim telah melancarkan setidaknya dua gelombang serangan pada hari Selasa, menargetkan lokasi-lokasi rudal dan pesawat nirawak di wilayah barat Iran. Wartawan AFP melaporkan mendengar serangkaian ledakan keras di Teheran sepanjang hari, sementara media Iran melaporkan ledakan di Isfahan, kota yang menjadi lokasi fasilitas nuklir Iran.
Israel menyatakan bahwa mereka berhasil mencegat sebagian besar rudal yang ditembakkan dari Iran, setelah sirene serangan udara berbunyi di Tel Aviv dan wilayah utara negara itu. Militer Israel mengeluarkan tujuh peringatan rudal untuk berbagai wilayah negara itu sejak tengah malam.
Sirene serangan udara juga berbunyi di Dimona, sebuah kota di Israel selatan yang menjadi lokasi fasilitas nuklir, meskipun tidak ada laporan mengenai serangan di wilayah tersebut.
Iran mengklaim bahwa target serangannya di Israel termasuk lokasi keamanan “sensitif”, termasuk markas besar badan intelijen Mossad dan pangkalan angkatan udara.
Hingga hari Minggu, serangan Israel telah menyebabkan sedikitnya 224 orang tewas dan melukai lebih dari 1.200 orang di Iran, menurut data dari kementerian kesehatan. Korban tewas termasuk komandan militer dan ilmuwan nuklir. Sementara itu, kantor Netanyahu melaporkan bahwa setidaknya 24 orang tewas dan 592 orang terluka dalam serangan Iran terhadap Israel.
Baca juga: Trump Dihadapkan Pilihan Sulit soal Perang Israel-Iran
3. Tujuan Israel: Melenyapkan Program Nuklir Iran
Netanyahu menegaskan bahwa kampanye militer Israel bertujuan untuk melenyapkan program rudal balistik dan nuklir Iran, serta “poros kelompok bersenjata” yang merujuk pada kelompok-kelompok yang didukung Iran di Timur Tengah. Ia juga tidak mengesampingkan kemungkinan untuk menargetkan pemimpin tertinggi Iran.
Sebagai respons, Presiden Perancis Emmanuel Macron memperingatkan bahwa setiap upaya untuk mengubah pemerintahan di Iran akan berpotensi memicu kekacauan yang lebih besar.
4. Gangguan Koneksi Internet
Media Iran melaporkan terjadinya gangguan internet yang meluas pada hari Selasa. Penyebab gangguan tersebut belum diketahui secara pasti. Pemerintah Iran sendiri telah memberlakukan pembatasan internet sejak Israel melancarkan serangan udaranya. Selain itu, sebuah serangan siber pada hari Selasa melumpuhkan Sepah Bank, salah satu bank milik negara utama Iran, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita Fars.
Baca juga: Iran Desak Warga Kota Besar Israel Mengungsi
5. Dampak di Natanz
Israel telah berulang kali menyerang situs nuklir utama Iran, meskipun ada peringatan dari pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), bahwa tindakan militer tersebut melanggar hukum internasional. IAEA melaporkan pada hari Selasa bahwa mereka telah mendeteksi tanda-tanda dampak langsung pada bagian bawah tanah fasilitas pengayaan uranium Iran di Natanz, yang diserang pada hari Jumat (13/6/2025).