Beberapa Perkembangan Setelah Gencatan Senjata Israel Iran Bergulir

Beritasob.com – , Jakarta – Gencatan senjata antara Iran dan Israel dilakukan setelah berperang 12 hari. Kesepakatan ini menimbulkan saling klaim kemenangan di kedua kubu. Berikut update perkembangan di Iran maupun di Israel pasca gencatan senjata bergulir.
Iran
Dikutip dari Anadolu, Kamis, 26 Juni 2025, Iran menyatakan telah membuka kembali sebagian wilayah udaranya setelah tercapainya gencatan senjata dengan Israel. “Wilayah udara di bagian timur negara kini kembali dibuka untuk penerbangan domestik, internasional, serta pesawat yang melintas di wilayah udara Iran,” ujar juru bicara Kementerian Jalan Raya dan Pembangunan Perkotaan Majid Akhavan, melalui platform X.
Namun, Akhavan menambahkan bahwa penerbangan dari Bandara Mehrabad di Teheran dan Bandara Internasional Imam Khomeini yang berlokasi sekitar 40 kilometer di selatan ibu kota masih ditangguhkan hingga ada pemberitahuan lebih lanjut.
Pernyataan ini disampaikan menyusul kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat dengan Israel, yang menghentikan 12 hari pertempuran intens antara kedua negara, yang dipicu oleh serangan Israel terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran pada 13 Juni.
Selain itu, pemerintah Iran telah melancarkan gelombang penangkapan dan eksekusi terhadap individu yang diduga terlibat dengan badan intelijen Israel, menyusul pecahnya konflik bersenjata antara kedua negara baru-baru ini.
Sementara itu, Kantor Berita Fars yang memiliki hubungan dekat dengan Garda Revolusi melaporkan bahwa sejak serangan Israel terhadap Iran dimulai pada 13 Juni, “aktivitas jaringan mata-mata Israel meningkat drastis di dalam negeri”, dan selama 12 hari tersebut, aparat Iran telah menangkap lebih dari 700 orang yang diduga terkait dengan jaringan tersebut.
Israel
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, dalam wawancaranya dengan Channel 13 pada Rabu, 26 Juni 2025, mengulangi kembali niat Israel untuk menyingkirkan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Pada hari yang sama, media Iran juga menayangkan pernyataan Khamenei melalui siaran televisi nasional.
Dalam pernyataannya, Katz menyebut bahwa Israel telah mendapatkan lampu hijau dari Amerika Serikat untuk melancarkan serangan lebih lanjut terhadap Iran jika negara itu menunjukkan kemajuan dalam program nuklirnya. Ia juga mengklaim bahwa selama saling serang 12 hari terakhir, Israel berniat untuk membunuh Khamenei, namun kesempatan operasional tidak tersedia.
Katz membantah laporan yang menyebut bahwa Amerika Serikat mencegah rencana pembunuhan tersebut, dan menegaskan bahwa Israel tidak memerlukan izin dari Washington untuk menjalankannya. Ia mengatakan bahwa Khamenei menyadari adanya ancaman terhadap dirinya dan karena itu bersembunyi di lokasi rahasia yang sangat terlindungi.
Jika rencana pembunuhan terhadap Khamenei benar-benar dilakukan, hal tersebut akan menjadi eskalasi besar dalam konflik Israel-Iran. Selain menjabat sebagai pemimpin de facto Iran, Khamenei juga merupakan tokoh spiritual tertinggi bagi jutaan umat Muslim Syiah di seluruh dunia.
Nurdin Saleh ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Iran Gelar Pemakaman Kenegaraan Bagi Pejabat yang Tewas oleh Israel