Jeff Bezos Pindah Tempat Pernikahan Setelah Diusir Warga Venesia

VENESIA, KOMPAS.com – Pesta pernikahan mewah bos Amazon Jeff Bezos dan presenter televisi Lauren Sanchez dipindahkan dari lokasi semula di pusat Kota Venesia, Italia, menyusul gelombang protes warga setempat.
Acara yang sedianya digelar di gedung bersejarah Scuola Grande della Misericordia pada Sabtu (28/6/2025), kini dialihkan ke wilayah Arsenale, kawasan yang lebih jauh dari pusat kota.
Pernikahan Bezos dan Sanchez digelar selama tiga hari dan dihadiri oleh sekitar 200 tamu undangan, termasuk sejumlah selebritas dunia seperti Kim Kardashian, Mick Jagger, Leonardo DiCaprio, serta beberapa anggota keluarga Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Baca juga: Roket Blue Origin Milik Jeff Bezos Akan ke Luar Angkasa Lagi sejak Kecelakaan Tahun Lalu
Namun, kemeriahan tersebut dibayangi oleh aksi protes dari kelompok warga dan aktivis yang menolak kehadiran Bezos, serta gaya hidup mewah para miliarder di tengah kota bersejarah itu.
“Kami berhasil mengusir Bezos”
Salah satu pemimpin kelompok No Space for Bezos, Tommaso Cacciari, mengatakan bahwa aksi protes ini merupakan bentuk perlawanan warga biasa terhadap dominasi kaum kaya di ruang publik.
“Kami sangat bangga! Kami bukan siapa-siapa, tidak punya uang, tidak punya apa-apa,” ujar Cacciari kepada BBC.
“Kami hanyalah warga biasa yang mulai mengorganisasi diri dan berhasil mengusir salah satu orang paling berkuasa di dunia dari kota ini,” tambahnya.
Protes yang terjadi sejak awal pekan ini menampilkan berbagai bentuk aksi, mulai dari pemasangan spanduk bertuliskan “Tak ada ruang bagi Bezos” hingga gambar wajah Bezos berukuran besar yang dibentangkan di Lapangan Santo Markus.
Salah satu slogan yang digunakan berbunyi, “Jika kamu bisa menyewa Venesia untuk menikah, kamu juga bisa membayar pajak lebih banyak.”
Baca juga: Jeff Bezos Umumkan Akan Bagikan Sebagian Besar dari Rp 2 Kuadriliun Kekayaannya
Kritik gaya hidup miliarder
Aktivis Greenpeace, Simona Abbate, menegaskan bahwa protes ini bukan ditujukan secara personal kepada Bezos dan Sanchez, melainkan terhadap simbolisme pesta tersebut.
“Protes kami bukan soal pernikahannya, tetapi soal apa yang diwakilinya,” ujar Abbate.
“Ini bukan sekadar pesta dua orang, tetapi perayaan gaya hidup yang tidak berkelanjutan. Orang-orang terkaya hidup berlebihan, sedangkan yang lain menanggung krisis iklim yang bukan mereka sebabkan,” lanjutnya.
Kelompok aktivis lain seperti Everyone Hates Elon juga turut meramaikan aksi tersebut, menyuarakan penolakan terhadap pariwisata massal dan dominasi individu superkaya atas ruang kota.
Respons pejabat Kota Venesia
Pemerintah kota mengkritik aksi demonstrasi yang berlangsung. Anggota dewan kota bidang pembangunan ekonomi, Simone Venturini, menyebut para demonstran seolah-olah merasa sebagai pemilik kota.
“Para demonstran ini bertingkah seolah mereka pemilik kota, padahal tidak,” ujar Venturini.
Ia menyebut kelompok penentang hanya mewakili sebagian kecil warga dan menekankan bahwa acara ini bersifat privat serta digelar di properti pribadi, bukan ruang publik. Menurutnya, pesta ini justru membawa manfaat ekonomi bagi kota.
Namun, isu pariwisata berlebihan di Venesia telah menjadi perhatian selama bertahun-tahun. Kota ini terus bergulat dengan dampak kedatangan jutaan turis setiap tahun yang menyebabkan warga lokal kian tersisih.
Meskipun pemerintah kota telah memberlakukan pajak masuk sebesar 5 euro (sekitar Rp 94.874) per hari bagi turis harian, para aktivis menilai kebijakan tersebut belum efektif membatasi arus wisatawan.
Baca juga: Geser Jeff Bezos, Taipan India Gautam Adani Menjadi Orang Terkaya di Dunia Kedua
Aksi simbolik tetap berlanjut
Sebelumnya, para aktivis merencanakan aksi teatrikal dengan melompat ke kanal sambil membawa buaya karet raksasa guna mengganggu jalannya pesta. Namun, rencana tersebut dibatalkan demi alasan keselamatan.
Sebagai gantinya, kelompok No Space for Bezos akan melakukan proyeksi visual di salah satu bangunan kota serta menggelar aksi demonstrasi tambahan pada Sabtu malam.
“Bezos datang ke Venesia hanya untuk pesta. Itulah masalahnya,” kata Cacciari.
“Visi tentang Venesia bukan sebagai kota lagi, tetapi taman bermain bagi orang-orang super kaya untuk menyewa sebagian atau seluruhnya demi kepentingan pribadi,” pungkasnya.
Baca juga: Warga Siap Lempar Telur Busuk ke Kapal Pesiar Raksasa Jeff Bezos jika Jembatan Bersejarah Dibongkar