Korban Pesawat Air India Akan Terima Kompensasi Rp 1,8 Miliar

AHMEDABAD, KOMPAS.com – Tata Group, perusahaan induk Air India, mengumumkan akan memberikan santunan sebesar Rs 1 crore (sekitar Rp 1,8 miliar) kepada setiap keluarga korban dalam tragedi jatuhnya pesawat Air India 171.
Pesawat tersebut adalah Boeing 787-8 Dreamliner yang tengah terbang dari Ahmedabad menuju Bandara Gatwick di London.
Saat kecelakaan terjadi, pesawat membawa 230 penumpang dan 12 kru, termasuk 169 warga negara India, 53 warga Inggris, tujuh warga Portugal, dan satu warga Kanada.
Baca juga: Kenapa Air India Jatuh dan Meledak? Berikut Dugaan Pakar
Dalam pernyataan resmi, Ketua Tata Group, N Chandrasekaran, menyampaikan bahwa pihaknya juga akan menanggung seluruh biaya pengobatan korban luka dan turut membantu pembangunan kembali asrama mahasiswa BJ Medical College yang hancur akibat insiden tersebut.
“Kami akan memberikan dukungan penuh untuk pemulihan para korban dan membantu pembangunan kembali fasilitas yang rusak,” ujar Chandrasekaran.
Telan ratusan korban jiwa
Tim SAR telah menemukan 204 jenazah, sementara 41 orang dirawat karena luka-luka.
Namun, hingga kini belum dipastikan apakah seluruh korban jiwa merupakan penumpang atau juga warga sekitar, mengingat pesawat jatuh di kawasan padat penduduk.
Menurut polisi Ahmedabad, satu penumpang asal Inggris selamat dari tragedi ini. Otoritas juga mencurigai ada warga lokal yang turut menjadi korban, karena lokasi jatuhnya pesawat berada di lingkungan permukiman, tepatnya asrama dokter di BJ Medical College, kawasan Meghani Nagar, Ahmedabad.
“Kami belum dapat memastikan apakah seluruh 204 jenazah berasal dari dalam pesawat, atau juga termasuk korban di darat,” ujar pejabat kepolisian setempat.
Noel Tata ucapkan duka mendalam
Noel Tata, Ketua Tata Trusts—organisasi filantropi yang juga merupakan pemilik utama Tata Group—mengungkapkan kesedihan mendalam atas tragedi ini.
Baca juga: Keajaiban Kursi 11A Air India, Bagaimana Ramesh Selamat dari Ledakan Pesawat?
“Kami sangat berduka atas kecelakaan tragis ini. Kejadian memilukan ini telah membawa duka mendalam bagi begitu banyak keluarga,” kata Noel Tata.
“Kami menyampaikan belasungkawa tulus kepada keluarga yang kehilangan dan berdiri bersama mereka dalam masa yang sangat berat ini,” lanjutnya.
Kecelakaan pertama sejak akuisisi oleh Tata Group
Tragedi ini menjadi kecelakaan fatal pertama yang dialami Air India sejak perusahaan tersebut diambil alih dari pemerintah India oleh Tata Group pada 2022.
Pesawat Boeing 787-8 Dreamliner sendiri telah mulai dioperasikan oleh Air India sejak 2014.
Berdasarkan data dari FlightRadar24, sinyal pesawat hilang kurang dari satu menit setelah lepas landas, dengan ketinggian terakhir tercatat 625 kaki.
Pesawat sempat mengirim sinyal “Mayday”, namun tidak memberikan respons selanjutnya.
Asuransi Tata Group
Meskipun harus memberikan kompensasi ke masing-masing korban pesawat Air India, Tata Group tidak akan terdampak secara finansial, karena seluruh armada telah diasuransikan secara menyeluruh.
Nantinya, Air India akan mendapatkan kompensasi dari perusahaan asuransi untuk kerugian pesawat, serta pembayaran kepada keluarga korban yang meninggal dunia.
Total nilai kompensasi bagi para korban diperkirakan mencapai 360 crore rupee (sekitar Rp 681 miliar), belum termasuk tanggung jawab pihak ketiga untuk korban sipil dan kerusakan properti di darat.
Pihak AIG sebagai reasuransi utama menyebutkan bahwa begitu kepemilikan dan nilai kerugian dikonfirmasi, mereka akan membayarkan 50 persen dana kerja dalam waktu tujuh hari sejak klaim disepakati.
Sementara itu, kompensasi akhir kepada keluarga korban, termasuk klaim atas korban luka dan kehilangan bagasi, akan diproses lebih lanjut dalam beberapa tahap sesuai ketentuan hukum internasional.
Baca juga: Pesawat Air India Jatuh Menimpa Asrama Kampus, 4 Mahasiswa Kedokteran Tewas