Jannah Theme License is not validated, Go to the theme options page to validate the license, You need a single license for each domain name.
Technology

Air India Boeing 787 Dreamliner Diklaim Paling Aman, tapi “Whistleblower” Pernah Beri Peringatan

Beritasob.com – Insiden pesawat Air India jatuh di permukiman kota Ahmedabad, India pada Kamis (12/6/2025) menjadi kecelakaan pertama Boeing 787.

Sebagai informasi, penerbangan AI171 itu menggunakan pesawat Boeing 787 Dreamliner dan hendak terbang dari Bandara Ahmedabad ke Bandara Gatwick di London, Inggris.

Sebanyak 241 korban dinyatakan tewas akibat insiden tersebut. Hanya satu penumpang, warga Inggris keturunan India, yang dipastikan selamat setelah terlempar dari pesawat.

Selain menewaskan penumpang di dalam pesawat, insiden ini juga menewaskan 5 mahasiswa kedokteran ketika pesawat itu menabrak bangunan asrama saat jatuh.

Petugas kepolisian perwira tinggi polisi di wilayah Ahmedabad, Vidhi Chaudhary mengatakan, sebagian besar mayat telah hangus sehingga sulit dikenali, seperti dikutip dari AP News.

Insiden ini menjadi salah satu tragedi memilukan.

Banyak masyarakat yang takut dan marah imbas insiden ini. Bahkan beberapa saat setelah peristiwa terjadi, saham Boeing turun lebih dari 8 persen.

Baca juga: Apa yang Menyebabkan Pesawat Air India Jatuh dalam 30 Detik? Pakar Ungkap 4 Dugaannya

Boeing 787 diklaim pesawat paling aman

Selama ini, Boeing 787 Dreamliner dikenal sebagai salah satu pesawat model Boeing yang paling aman dan canggih.

Pesawat ini memiliki badan yang lebar dengan lorong ganda yang dikembangkan untuk berfokus pada efisiensi bahan bakar dan inovasi teknologi.

Pesawat ini mulai beroperasi pada 2011 menggantikan model lama, seperti 767.

Dikutip dari NDTV, desain pesawat Boeing 787 Dreamliner mencakup penggunaan material komposit, mesin yang lebih senyap, dan sistem yang lebih elektrik dibandingkan dengan pesawat sebelumnya.

Fitur-fitur seperti ujung sayap yang menjorok dan kokpit dengan empat jendela bukan hanya sekadar peningkatan estetika, tetapi juga untuk meningkatkan kinerja dan kenyamanan.

Pesawat ini kali pertama digunakan oleh All Nippon Airways (ANA) Jepang yang memesan 50 pesawat.

Air India sendiri mengakuisisi 787 Dreamliner dalam kesepakatan besar dengan Boeing pada Januari 2006. Pada saat itu, Air India mengamankan 68 pesawat.

Dari puluhan pesawat itu, 27 unit di antaranya adalah 787-8 Dreamliner. Puluhan pesawat itu dibeli seharga 4 miliar dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 65 triliun.

Baca juga: Detik-detik Air India Jatuh Usai Lepas Landas, Sempat Lakukan Panggilan Darurat

Saat ini, 787 diproduksi terutama di South Carolina, dengan suku cadang didatangkan dari seluruh dunia.

Pesawat Boeing 787 Dreamliner melakukan penerbangan pertamanya pada 14 Desember 2013 sebelum akhirnya diberikan kepada Air India.

Selama 14 tahun mengudara, tidak ada riwayat insiden serius sehingga membuat pesawat 787 Dreamliner itu dikenal sebagai pesawat yang lebih aman di antara pesawat-pesawat Boeing lainnya.

Meski demikian, bukan berarti 787 Dreamliner bebas dari masalah. Pada tahun-tahun awal penerbangannya, 787 Dreamliner menghadapi masalah signifikan terkait baterai lithium ion-nya.

Masalah ini menyebabkan kebakaran di dalam pesawat sehingga terjadi penghentian operasional armada secara global pada 2013.

Pada saat itu, masih ada laporan kebocoran hidrolik, malfungsi flap, dan pendaratan darurat pada pesawat tertentu.

Meski demikian, 787 Dreamliner belum pernah mengalami kecelakaan serius hingga insiden di Ahmedabad kemarin.

Baca juga: 8 Fakta Jatuhnya Pesawat Air India di Ahmedabad, Sinyal Mayday dan Saham yang Anjlok

Whistleblower peringatkan adanya bahaya

Pada April 2024 silam, seorang insinyur Boeing selama lebih dari satu dekade, Sam Salehpour, secara terbuka pernah memperingatkan Boeing akan adanya tanda bahaya yang signifikan.

Pada saat itu, Salehpour menuduh bahwa Boeing telah mengambil jalan pintas yang berbahaya dalam pembuatan pesawat model 777 dan 787 Dreamliner.

Keluhannya, kali pertama dilaporkan melalui New York Times dan diajukan ke Badan Penerbangan Federal AS (FAA) pada Januari 2024.

Salehpour mengatakan, ada dua masalah kualitas yang dapat secara drastis mengurangi masa pakai pesawat.

Namun, Boeing mengeklaim bahwa pesawatnya dapat bertahan hingga 50 tahun. Bahkan sebagian besar pesawat komersialnya disebut memiliki masa pakai 25-30 tahun.

Jika tuduhan Salehpour akurat, integritas struktural 787 dapat menurun jauh lebih awal yang berpotensi membahayakan nyawa.

Salehpour juga pernah mengatakan bahwa dirinya dipindah dari program 787 setelah menyampaikan kekhawatiran tentang praktik pengeboran yang salah.

Laporannya menyatakan bahwa manajemen mengabaikan peringatannya dan memindahkannya ke program 777.

Pengungkapan ini menyusul masalah Boeing sebelumnya. Khususnya, 737 MAX yang terlibat dalam dua kecelakaan mematikan, yakni Lion Air Penerbangan 610 pada 2018 dan Ethiopian Airlines Penerbangan 302 pada 2019.

Related Articles

Back to top button